Kamis, 28 Juli 2011

Subnetting

Pengertian
Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil, yang disebut subnet (subnetwork).
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.




Konsep Subnetting













Subnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini di tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA .

Penghitungan Subnetting:
Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
REPRESENTASI SUBNET MASK
 
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
  • Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
  • Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan  subnet mask, yaitu:
  • Notasi Desimal Bertitik
  • Notasi Panjang Prefiks Jaringan
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison).

JENIS-JENIS ALAMAT
  • Alamat Unicast
Alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP.
  • Alamat Broadcast
Alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama.
  • Alamat Multicast
alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda.


Network Interface Card


Network 
Interface 
Card
Kartu jaringan adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah jaringan komputer. Jenis NIC yang beredar, terbagi menjadi dua jenis, yakni NIC yang bersifat fisik, dan NIC yang bersifat logis. Contoh NIC yang bersifat fisik adalah NIC Ethernet, Token Ring, dan lainnya; sementara NIC yang bersifat logis adalah loopback adapter dan Dial-up Adapter. Disebut juga sebagai Network Adapter. Setiap jenis NIC diberi nomor alamat yang disebut sebagai MAC address, yang dapat bersifat statis atau dapat diubah oleh pengguna


NIC fisik

NIC fisik umumnya berupa kartu yang dapat ditancapkan ke dalam sebuah slot dalam motherboard komputer, yang dapat berupa kartu dengan bus ISA, bus PCI, bus EISA, bus MCA, atau bus PCI Express. Selain berupa kartu-kartu yang ditancapkan ke dalam motherboard, NIC fisik juga dapat berupa kartu eksternal yang berupa kartu dengan bus USB, PCMCIA, bus serial, bus paralel atau Express Card, sehingga meningkatkan mobilitas (bagi pengguna yang mobile).
Kartu NIC Fisik terbagi menjadi dua jenis, yakni:
  • Kartu NIC dengan media jaringan yang spesifik (Media-specific NIC): yang membedakan kartu NIC menjadi beberapa jenis berdasarkan media jaringan yang digunakan. Contohnya adalah NIC Ethernet, yang dapat berupa Twisted-Pair (UTP atau STP), Thinnet, atau Thicknet, atau bahkan tanpa kabel (Wireless Ethernet).
  • Kartu NIC dengan arsitektur jaringan yang spesifik (architecture-specific NIC): yang membedakan kartu NIC menjadi beberapa jenis, sesuai dengan arsitektur jaringan yang digunakan. Contohnya adalah Ethernet, Token Ring, serta FDDI (Fiber Distributed Data Interface), yang kesemuanya itu menggunakan NIC yang berbeda-beda. Kartu NIC Ethernet dapat berupa Ethernet 10 Megabit/detik, 100 Megabit/detik, 1 Gigabit/detik atau 10 Gigabit/detik.
Tugas NIC adalah untuk mengubah aliran data paralel dalam bus komputer menjadi bentuk data serial sehingga dapat ditransmisikan di atas media jaringan. Media yang umum digunakan, antara lain adalah kabel UTP Category 5 atau Enhanced Category 5 (Cat5e), kabel fiber-optic, atau radio (jika memang tanpa kabel).
Komputer dapat berkomunikasi dengan NIC dengan menggunakan beberapa metode, yakni I/O yang dipetakan ke memori, Direct Memory Access (DMA), atau memory yang digunakan bersama-sama. Sebuah aliran data paralel akan dikirimkan kepada kartu NIC dan disimpan terlebih dahulu di dalam memori dalam kartu sebelum dipaketkan menjadi beberapa frame berbeda-beda, sebelum akhirnya dapat ditransmisikan melalui media jaringan. Proses pembuatan frame ini, akan menambahkan header dan trailer terhadap data yang hendak dikirimkan, yang mengandung alamat, pensinyalan, atau informasi pengecekan kesalahan. Frame-frame tersebut akan kemudian diubah menjadi pulsa-pulsa elekronik (voltase, khusus untuk kabel tembaga), pulsa-pulsa cahaya yang dimodulasikan (khusus untuk kabel fiber-optic), atau gelombang mikro (jika menggunakan radio/jaringan tanpa kabel).
NIC yang berada dalam pihak penerima akan memproses sinyal yang diperoleh dalam bentuk terbalik, dan mengubah sinyal-sinyal tersebut ke dalam aliran bit (untuk menjadi frame jaringan) dan mengubah bit-bit tersebut menjadi aliran data paralel dalam bus komputer penerima. Beberapa fungsi tersebut dapat dimiliki oleh NIC secara langsung, diinstalasikan di dalam firmware, atau dalam bentuk perangkat lunak yang diinstalasikan dalam sistem operasi.

NIC logis

NIC logis merupakan jenis NIC yang tidak ada secara fisik dan menggunakan sepenuhnya perangkat lunak yang diinstalasikan di atas sistem operasi dan bekerja seolah-olah dirinya adalah sebuah NIC. Contoh dari perangkat NIC logis adalah loopback adapter (dalam sistem operasi Windows, harus diinstalasikan secara manual atau dalam sistem operasi keluarga UNIX, terinstalasi secara default, dengan nama interface lo) dan Dial-up adapter (yang menjadikan modem sebagai sebuah alat jaringan dalam sistem operasi Windows). Kartu NIC logis ini dibuat dengan menggunakan teknik emulasi

Ada banyak macam kartu jaringan. Ada tiga hal yang harus Anda perhatikan dari suatu NIC:
  • tipe kartu;
  • jenis protokol;
  • tipe kabel yang didukung.
Ada dua macam tipe kartu, yaitu PCI (Peripheral Component Interconnect) dan ISA (Industry Standard Architecture). Sebagai sedikit penjelasan, pada komputer ada beberapa slot (tempat menancapkan kartu) yang disebut expansion slot. Slot-slot ini saat Anda membeli komputer sengaja dibiarkan kosong oleh pembuat komputer agar Anda bisa meningkatkan kemampuan komputer Anda dengan menambahkan beberapa kartu — misalnya, kartu suara (untuk membuat komputer “bersuara bagus”), kartu video (untuk membuat tampilan layar komputer lebih bagus), kartu SCSI (Small Computer System Interface) – untuk membuat komputer bisa berkomunikasi dengan perangkat berbasis SCSI -,  atau network interface card (untuk membuat komputer bisa berkomunikasi dengan komputer lain dalam jaringan). Ada dua tipe slot yang banyak dijumpai pada komputer-komputer yang beredar di pasaran, yaitu slot PCI dan slot ISA. Jika Anda membuka kotak (casing) komputer Anda, di bagian belakang Anda bisa melihat ada dua deret slot. Slot PCI biasanya adalah yang berwarna putih, slot ini lebih pendek dibandingkan slot ISA yang berwarna hitam. Slot PCI mendukung kecepatan I/O (input/output) yang lebih tinggi. Di pasaran, biasanya harga kartu berbasis PCI lebih mahal.
Dari sisi protokol, jenis protokol yang saat ini paling banyak digunakan adalah Ethernet dan Fast Ethernet. Ada beberapa protokol lain, tetapi kurang populer, yaitu Token Ring, FDDI, dan ATM. Dua protokol terakhir cenderung digunakan pada jaringan besar sebagai backbone (jaringan tulang punggung yang menghubungkan banyak segmen jaringan yang lebih kecil). Ethernet mendukung kecepatan transfer data sampai 10Mbps, sedangkan Fast Ethernet mendukung kecepatan transfer data sampai 100Mbps. Jika memilih untuk menggunakan protokol Ethernet, Anda harus membeli kartu Ethernet. Demikian juga jika Anda telah memilih Fast Ethernet. Namun saat ini juga ada kartu combo yang mendukung Ethernet maupun Fast Ethernet. Kartu combo bisa mendeteksi sendiri berapa kecepatan yang sedang digunakan pada jaringan. Jika saat ini Anda memilih menggunakan Ethernet, tetapi Anda telah merencanakan untuk suatu saat nanti memerlukan kecepatan transfer yang lebih tinggi — sehingga memerlukan Fast Ethernet tak salah jika Anda memilih kartu combo. Dari sisi harga, kartu Ethernet saat ini boleh dibilang sudah sangat murah.

A. Ethernet Card / Kartu Jaringan Ethernet

Kartu jaringan Ethernet biasanya dibeli terpisah dengan komputer, kecuali seperti komputer Macintosh yang sudah mengikutkan kartu jaringan ethernet didalamnya. kartu Jaringan ethernet umumnya telah menyediakan port koneksi untuk kabel Koaksial ataupun kabel twisted pair, jika didesain untuk kabel koaksial konenektorya adalah BNC, dan apabila didesain untuk kabel twisted pair pasti dech akan punya konektor RJ-45. Beberapa kartu jaringan ethernet kadang juga punya konektor AUI (Attachment Unit Interface). Semua itu di koneksikan dengan koaksial, twisted pair, ataupun kabel fiber optic.

B. LocalTalk Connectors/Konektor LocalTalk

LocalTalk adalah kartu jaringan buat komputer macintosh, ini menggunakan sebuah kotak adapter khusus dan kabel yang terpasang ke Port untuk printer. Kekurangan dari LocalTalk dibandingkan Ethernet adalah kecepatan laju transfer datanya, Ethernet biasanya dapat sampai 10 Mbps, sedangkan LocalTalk hanya dapat beroperasi pada kecepatan 230 Kbps atau setara dengan 0.23 Mps

C. Token Ring Cards

Kartu jaringan Token Ring terlihat hampir sama dengan kartu jaringan ethernet. Satu perbedaannya adalah tipe konektor di belakang kartu jaringannya, token ring umumnya mempunyai tipe konektor 9 Pin DIN (Deutsche Industrinorm – organisasi standar setting Jerman) yang menyambung Kartu jaringan ke Kabel Network.
Dalam memilih NIC, Anda harus menyesuaikan dengan tipe kabel yang telah/akan Anda pasang. Port/colokan untuk kabel UTP berbentuk mirip dengan kabel telepon tetapi sedikit lebih besar, port ini dikenal sebagai RJ-45. Ada beberapa kartu yang mendukung dua atau lebih tipe kabel. Namun jika Anda hanya akan menggunakan satu tipe kabel, pilihlah kartu yang mendukung satu tipe kabel saja karena harganya akan jauh lebih murah.
Satu hal lagi, jika Anda menggunakan komputer portabel (notebook), untuk berkoneksi ke jaringan, dibutuhkan kartu PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association). Bentuk kartu ini mirip kartu kredit, tetapi sedikit tebal. Kartu ini dimasukkan ke port PCMCIA yang ada pada setiap notebook. Jika untuk komputer desktop sudah tersedia banyak pilihan kartu untuk protokol Fast Ethernet, untuk PCMCIA pilihan mereknya masih sedikit sehingga harganya sangat mahal. Jika pada komputer desktop tidak ada kartu kombinasi antara kartu jaringan dengan kartu modem, pada PCMCIA kombinasi ini justru menjadi salah satu favorit. Dengan kombinasi ini, Anda menghemat penggunaan slot PCMCIA dengan hanya menggunakan satu slot untuk dua kegunaan: modem dan jaringan. Saat ini hampir semua NIC yang beredar di pasaran sudah mendukung Plug-n-Play (PnP) – NIC secara otomatis dikonfigurasi tanpa intervensi pengguna-, tetapi ada baiknya Anda pastikan bahwa NIC yang Anda beli memang mendukung PnP.

Tujuan NIC

Kontroler jaringan mengimplementasikan sirkuit elektronik yang dibutuhkan untuk berkomunikasi menggunakan lapisan fisik spesifik dan lapisan data link standar seperti Ethernet , Wi-Fi , atau Token Ring . Ini menyediakan dasar untuk jaringan penuh tumpukan protokol, yang memungkinkan komunikasi antara kelompok-kelompok kecil dari komputer di sama LAN dan besar-besaran jaringan komunikasi melalui protokol routable, seperti IP.
NIC memungkinkan komputer untuk berkomunikasi melalui jaringan komputer . Ini adalah kedua merupakan OSI layer 1 ( layer fisik ) dan layer 2 ( data link layer ) perangkat, karena menyediakan akses fisik ke media jaringan dan menyediakan sistem tingkat rendah menangani melalui penggunaan alamat MAC . Hal ini memungkinkan pengguna untuk menghubungkan satu sama lain baik dengan menggunakan kabel atau nirkabel.

Jenis NIC

Jenis NIC yang beredar, terbagi menjadi dua jenis:
  1. NIC yang bersifat fisik, dan NIC yang bersifat logis.
NIC fisik umumnya berupa kartu yang dapat ditancapkan ke dalam sebuah slot dalam motherboard komputer, yang dapat berupa kartu dengan bus ISA, bus PCI, bus EISA, bus MCA, atau bus PCI Express. Selain berupa kartu-kartu yang ditancapkan ke dalam motherboard, NIC fisik juga dapat berupa kartu eksternal yang berupa kartu dengan bus USB, PCMCIA, bus serial, bus paralel atau Express Card, sehingga meningkatkan mobilitas (bagi pengguna yang mobile)

     2.   NIC yang bersifat logis adalah loopback adapter dan Dial-up Adapter.
NIC logis merupakan jenis NIC yang tidak ada secara fisik dan menggunakan sepenuhnya perangkat lunak yang diinstalasikan di atas sistem operasi dan bekerja seolah-olah dirinya adalah sebuah NIC. Contoh dari perangkat NIC logis adalah loopback adapter (dalam sistem operasi Windows, harus diinstalasikan secara manual atau dalam sistem operasi keluarga UNIX, terinstalasi secara default, dengan nama interface lo) dan Dial-up adapter (yang menjadikan modem sebagai sebuah alat jaringan dalam sistem operasi Windows). Kartu NIC logis ini dibuat dengan menggunakan teknik emulasi.

Perbedaan NIC dan Eternet
 
Perbedaan Ethernet dan NIC.
  • Ethernet merupakan suatu aturan tentang pengkabelan dan juga aturan tentang bagaimana sinyal data dialirkan melalui kabel tersebut. Ethernet bukanlah kartu jaringan, ini yg sering banyak orang salah mengartikan karena lebih populernya kata ethernet.
  • NIC atau kepanjangan dari Network Interface Card atau dalam bahasa Indonesia disebut Kartu Jaringan adalah sebuah kartu yg berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah jaringan komputer.


 

Selasa, 26 Juli 2011

DYNAMIC ROUTING

DYNAMIC ROUTING

menggunakan protokol routing yang membuat tabel routing secara otomatis jika topologi jaringan berubah-ubah. Routing dynamic secara umum dapat dibagi dalam dua kategori. Distance vector dan Link state routing protocol, yang masing-masing terdiri dari bermacam-macam routing protocol.


RIP (Routing Information Protocol) merupakan protocol paling sederhana yang termasuk jenis distance vector. RIP menggunakan jumlah lompatan (hop count) sebagai metric dengan 15 hop maksimum. Jadi hop count yang ke-16 tidak dapat tercapai dan router akan memberikan error message "destination is unreachable" (tujuan tidak tercapai). Daftar tabel routing protokol RIP di-update setiap 30 detik, sedangkan default administrative distance untuk RIP yaitu 120.
Untuk menerapkan RIP pada router, berikut perintahnya :
router(config)#router rip

Untuk menerapkan RIP tersebut ke suatu network address, berikut perintahnya :
router(config-router)#network network_id


Sebagai contoh penerapan pada jaringan WAN, berikut perhatikan gambar dibawah ini :

 
cara mengkonfigurasikan RIP untuk Router 1 sebagai brikut :

router1(config)#ip routing
router1(config)#router rip
router1(config-router)#network 215.10.20.0
router1(config-router)#network 215.10.10.0
router1(config-router)#exit
router1#write mem



pada dynamic routing, informasi ruting diberikan secara periodik oleh gateway dan digunakan pada network dengan banyak gateway. karena menggunakan pertukaran informasi routing.
keunggulan DYNAMIC ROUTING adalah karena network bukan sistem yang statis sehingga umumnya perkembanganya sangat pesat. sedangkan dynamic routing dapat secara otomatis beradaptasi dengan perkembangan network.

 

 

 

 

 

Konsep Dynamic Routing

Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan.

A. ALGORITMA ROUTING

Klasifikasi Algoritma Routing :
1. Global
Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost.
Contohnya adalah algoritma link state.
2. Desentrasilasi
  • Router mengetahui koneksi fisik atau link cost ke tetangga,
  • Terjadi pengulangan proses komputasi dan mempertukarkan,
  • Informasinya ke router tetangganya, contohnya adalah algoritma distance vector    

 

 

 

 

1. DISTANCE VECTOR

Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing
dari router ke router. Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling berhubungan saat terjadi perubahan topologi. Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung secara langsung.Proses routing ini disebut juga dengan routing Bellman-Ford atau Ford-Fulkerson. Routing vektor jarak beroperasi dengan membiarkan setiap router menjaga tabel (sebuah vektor) memberikan jarak yang terbaik yang dapat diketahui ke setiap tujuan dan saluran yang dipakai menuju tujuan tersebut. Tabel-tabel ini di-update dengan cara saling bertukar informasi dengan router tetangga.
Routing distance vektor bertujuan untuk menentukan arah atau vektor dan
jarak ke link-link lain di suatu internetwork. Sedangkan link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork.
Misal, router Y menerima tabel informasi estimasi dari router X, dimana terdapat Xi, yang menyatakan estimasi waktu yang dibutuhkan oleh X untuk sampai ke router i. Bila Y mengetahui delay ke X sama dengan m milidetik, Y juga mengetahui bahwa Y dapat mencapai router i dalam Xi + m milidetik.
Struktur data tabel Distance Vector :
  • Setiap node (router) memilikinya,
  • Baris digunakan menunjukkan tujuan yang mungkin,
  • Kolom digunakan menunjukkan untuk setiap node tetangga secara langsung,
  • Sebagai contoh : pada router X, untuk tujuan Y melalui tetangga Z.
  • Pembentukan tabel routing dilakukan dengan cara tiap-tiap router saling bertukar informasi routing dengan router yang terhubung secara langsung.
  • Proses pertukaran informasi dilakukan secara periodik, misal setiap 45 detik.

 

 

 

 

 

Update table routing dilakukan ketika terjadi perubahan toplogi jaringan. Sama dengan proses discovery, proses update perubahan topologi step-by-step dari router ke router. Gambar diatas menunjukkan algoritma distance vector memanggil ke semua router untuk mengirim ke isi table routingnya. Table routing berisi informasi tentang total path cost yang ditentukan oleh metric dan alamat logic dari router pertama dalam jaringan yang ada di isi table routing, seperti skema oleh gambar di bawah ini


 

 

 

 

Analogi distance vector dapat dianalogikan dengan jalan tol. Tanda yang menunjukkan titik ke tujuan dan menunjukkan jarak ke tujuan. Dengan adanya tanda-tanda seperti itu pengendara dapat dengan mudah mengetahui perkiraan jarak yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Dan tentunya jarak terpendek adalah rute yang terbaik

2. LINK-STATE

Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma
shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari
informasi topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak
spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi.
Beberapa fitur yang dimiliki oleh routing link-state adalah:
  1. Link-state advertisement (LSA) – paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router.
  2. Topological database – kumpulan informasi yang dari LSA-LSA.
  3. SPF algorithm – hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon SPF.
  4. Routing table – adalah daftar rute dan interface.

KONSEP LINK STATE

Dasar algoritma routing yang lain adalah algoritma link state. Algoritma link state biasa disebut sebagai algoritma Dijkstra atau algoritma Shortest Path First (SPF).
  • Setiap router mempunyai peta jar,
  • Router menentukan rute ke setiap tujuan di jar berdasarkan peta jar tersebut.
  • Petajaringan disimpan router dalam bentuk database sebagai hasil dari pertukaran info link-state antara router-router bertetangga di jar tersebut.
  • Setiap record dalam database menunjukkan status sebuah jalur dijar (link-tate).
  • Menerapkan algoritma Dijkstra.
  • Topologi jaringan dan link cost diketahui oleh semua node router.
  • Dilakukan dengan cara mem-broadcast informasi link state.
  • Semua node memiliki informasi yang sama.
  • Menghitung cost terkecil dari satu node ke node lainnya.
  • Memberikan tabel rute untuk router tersebut setelah iterasi sebanyak n, diketahui link cost terkecil untuk n tujuan.

B. PROTOKOL ROUTING

Routing protocol berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya. Seperti pada gambar di bawah ini.
Protokol routing dinamik yang banyak digunakan dalam internetworking TCP/IP adalah RIP (Routing Information Protocol) yang menggunakan algoritma routing distance vector dan OSPF (Open Shortest Path First) yang menggunakan.algoritma link-state. Pada layer TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:
  1. RIP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector,
  2. IGRP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector,
  3. OSPF — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link state,
  4. EIGRP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector.

Routing Information Protocol (RIP)

Routed protocol digunakan untuk user traffic secara langsung. Routed
protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya.
RIP merupakan salah satu protokol routing distance vector yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol. Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:
  • Routing protokol distance vector,
  • Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur,
  • Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang,
  • Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.

1. RIP Versi 1

  • Dokumen –> RFC1058.
  • RIP V1 routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya.
  • RIP V1 diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk menghitung rute dalam jaringan TCP/IP.
  • Informasi yang dipertukarkan RIP berupa :
    a. Host
    b. Network
    c. Subnet
    d. Rutedefault

2. RIP Versi 2

  • Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru,
  • Algoritma routing sama dengan RIP versi1,
  • Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim,
  • Kemampuan baru :
a. Tag –> untuk rute eksternal.
b. Subnet mask.
c. Alamat hop berikutnya.
d. Autentikasi.

IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)

IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur
jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah:
  • Identifikasi tujuan baru,
  • Mempelajari apabila terjadi kegagalan.
IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP
mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
  • Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
  • Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
  • Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya:
  • Bandwidth
  • Delay
  • Load
  • Reliability
IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut:
  • Protokol Routing Distance Vector.
  • Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load,        delay dan reliability.
  • Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.

OSPF (Open Shortest Path First)

OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open
Shortest Path First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( Shortest Path First ). Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an.
Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik sebagai berikut:
  • Protokol routing link-state.
  • Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328.
  • Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
  • Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
  • OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.
  • OSPF lebih effisien daripada RIP.
  • Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).
  • Menggunakan protokol broadcast.

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)

EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan
karakteristik sebagai berikut:
  • Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
  • Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
  • Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
  • Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
note:
  • Pada penggunaan EIGRP menggunakan autonomous sytem yang disebut sistem routing.
  • router – router yang berada dalam suatu autonomuos sytem yang sama disebut Gateway Protocol (IGP)
  • Routing didalam satu subnet dengan outonomous yang sama disebut system routing.
  • Routing diantara dua subnet yang berlainan dengan autonomous system yang sma disebut interior routing.
  • Jika router yang berada dalam suatu autonomuos system berhubungan dengan router lain,jenis protokol routing yang mengatur disebut Exterior ateway Protocols (EGP)
  • Pada penerapan Dynamic routing terdapat konsep classfull dan classless.
  • Classfull adalah penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8 artinya penggunaan kelas full dikonsep ini.
  • Classless artinya kita dapat mengunakan semua subnet yang dapat digunakan maksudnya kita dapat menggunakan metode VLSM pada penerapannya.
  • Dynamic routing Classfull : Rip V1, IGRP
  • Dynamic routing ClassLess : IS-IS,Rip V2,OSPF,EIGRP, dan BGP

Convergence

Convergence adalah suatu bahasan dalam Dynamic routing yang mempunyai keadaan dimana ketika semua router telah mempunyai routing tabel mereka sendiri sacara tetap dan konsisten. Jaringan yang Convergence ketika semua router telah mendapatkan hasil lengkap dan akurat mengenai informasi jaringan. Waktu convergence adalah waktu saar semua router berbagi informasi, menghitung jalur terbaik, mengperbaharui Routing tabel mereka. Jaringan tidak akan berhenti beroperi sanpai semua network mendapatkan status convergence, kebanyakan jaringan mempunyai waktu yang singkat untuk mengubah statusnya menjadi convergence.
Convergence mengambungkan sifat kolaborasi dan independen,artinya selain router membuat informasi routingnya sendiri tapi juga berkerjasama dengan router lain untuk menentukan jalur tebaik, serta mengantisipasi terhadap perubahan topologi bersama router lain.pencapaian status convergence secara cepat menandakan protokol routing yang lebih baik, RIP dan IGRP adalah jenis convergence yang lambat, EIGRP dan OSPF adalah jenis convergence yang cepat
  •  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Routing Static

Routing 
merupakan cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan cara tercepat menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan IP Adress yang telah diberikan berdasarkan pada table routing yang telah terbentuk. Tabel Routing adalah table yang berisi informasi yang diperlukan untuk menentukan kearah mana datagram harus dilewatkan sebelum sampai ke host tujuan. Jenis konfigurasi routing ada 3 :
  1. Minimal Routing/Default gateway.
  2. Static Routing
  3. Dynamic Routing
Default gateway merupakan alamat dari Ethernet card/ IP Address dari router yang terhubung langsung ke host client melalui media kabel ataupun nirkabel/wire less. Saat ini harga perangkat router sangatlah mahal di pasaran, sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk melakukan praktek menggunakan perangkat router. Tetapi perangkat router tersebut dapat kita ganti dengan PC yang kemudian disebut sebagai PC-Router. Tentu saja hal ini banyak sekali kekurangan-kekurangannya bila dibandingkan apabila kita menggunakan perangkat router itu sendiri. PC-Router hanya bisa di implementasikan pada jenis konfigurasi Minimal Routing dan Static Routing. Perbandingan antara router static dan routing dynamic.










1. Static Routing

  • Informasi routing tambahan melalui gateway.
  • Dibentuk secara manual oleh administrator berdasarkan konfigurasi network.
  • Cocok untuk network yang hanya memiliki beberapa gateway.
2. Dynamic Routing
  • Informasi routing diberikan secara periodic oleh gateway.
  • Digunakan pada network dengan banyak gateway (perkembangan yang pesat).
  • Menggunakan routing protocol untuk pertukaran informasi routing
2. Topologi Jaringan
Berikut ini adalah topology sederhana jaringan yang akan di gunakan untuk penyetingan dan konfigurasi routing sederhana.
Gambar topology sederhana jaringan dengan satu buah router Keterangan :
# IP address untuk host A     eth0 192.168.1.2/24
   Broadcast                                   192.168.1.255

# IP address untuk Router A eth1 192.168.1.3/24
   Broadcast                                   192.168.1.255
                                             eth0 192.16.1.3/24
   Broadcast                                   192.16.1.255

# IP address untuk host B     eth0  192.16.1.5/24
   Broadcast                                   192.16.1.255


3. Langkah-langkah konfigurasi Router dan Host pada sebuah jaringan.

1. Konfigurasi untuk router
  • Masuk sebagai root
 # sudo -i
  •  Setting Ip Forward Dengan mengedit file  sysctl.conf
# nano /etc/sysctl.conf


Hilangkan tanda # pada text net.ipv4.ip_forward=1 Save lalu keluar
Atau ketikan perintah berikut:

#echo net.ipv4.ip_forward=1 >>/etc/sysctl.conf

Untuk mengetahui apakah Ip Forward  telah di akrtifkan maka ketikan perintah berikut:

#sysctl net.ipv4.ip_forward


Apabila muncul text berikut “net.ipv4.ip-forward=1”maka ipforward telah diaktifkan.
  • Konfigurasi Network
Edit file interfaces dengan cara sebagai berikut;
# nano /etc/network/interfaces
Tambahkan  teks berikut di bagian paling bawah dari default yang ada (loopback)
                auto eth0
        iface eth0 inet static
        address
        netmask 255.255.255.0
        broadcast
        auto eth1
        iface eth1 inet static
        address
        netmask 255.255.255.0
        broadcast
  • Save lalu keluar
2.  Konfigurasi Host A

# sudo -i (untuk masuk sebagai root)
# nano /etc/network/interfaces  (untuk mengedit file interfaces)
         auto eth0
    iface eth0 inet static
    address    
    netmask 255.255.255.0
    broadcast
    gateway
# Save lalu keluar

3. Konfigurasi Host B

# sudo  -i (untuk masuk sebagai root)
# nano /etc/network/interfaces  (untuk mengedit file interfaces)
        auto eth0
   iface eth0 inet static
   address
   netmask 255.255.255.0
   broadcast
   gateway
# Save lalu keluar

4. Test Router

a.  Pada Host 1
# ping 
# traceroute

b. Pada Host  2
# ping
# traceroute

c. Apabila  ada Reply dari destination maka koneksi berhasil.
d. Dan ketika di traceroute ada alamat ip address hop yang di lewati maka PC router berfungsi dengan baik

Jumat, 22 Juli 2011

IPv6

Internet Protocol version 6 (IPv6)



Internet Protocol version 6 (IPv6) is a version of the Internet Protocol (IP) that is designed to succeed Internet Protocol version 4 (IPv4). The Internet operates by transferring data in small packets that are independently routed across networks as specified by an international communications protocol known as the Internet Protocol. Each data packet contains two numeric addresses that are the packet's origin and destination devices. Since 1981, IPv4 has been the publicly used version of the Internet Protocol, and it is currently the foundation for most Internet communications. The growth of the Internet has mandated a need for more addresses than are possible with IPv4. IPv6 allows for vastly more addresses.
IPv6 was developed by the Internet Engineering Task Force (IETF) to deal with the long-anticipated IPv4 address exhaustion, and is described in Internet standard document RFC 2460, published in December 1998.[1] Like IPv4, IPv6 is an Internet Layer protocol for packet-switched internetworking and provides end-to-end datagram transmission across multiple IP networks. While IPv4 allows 32 bits for an Internet Protocol address, and can therefore support 232 (4,294,967,296) addresses, IPv6 uses 128-bit addresses, so the new address space supports 2128 (approximately 340 undecillion or 3.4×1038) addresses. This expansion allows for many more devices and users on the internet as well as extra flexibility in allocating addresses and efficiency for routing traffic. It also eliminates the primary need for network address translation (NAT), which gained widespread deployment as an effort to alleviate IPv4 address exhaustion.
IPv6 implements additional features not present in IPv4. It simplifies aspects of address assignment (stateless address autoconfiguration), network renumbering and router announcements when changing Internet connectivity providers. The IPv6 subnet size has been standardized by fixing the size of the host identifier portion of an address to 64 bits to facilitate an automatic mechanism for forming the host identifier from link layer media addressing information (MAC address). Network security is also integrated into the design of the IPv6 architecture, and the IPv6 specification mandates support for IPsec as a fundamental interoperability requirement.
The last top level (/8) block of free IPv4 addresses was assigned in February 2011 by IANA to the 5 RIRs, although many free addresses still remain in most assigned blocks and each RIR will continue with standard policy until it is at its last /8. After that, only 1024 addresses (a /22) are made available from the RIR for each LIR – Currently, only APNIC has already reached this stage.[2] While IPv6 is supported on all major operating systems in use in commercial, business, and home consumer environments,[3] IPv6 does not implement interoperability features with IPv4, and creates essentially a parallel, independent network. Exchanging traffic between the two networks requires special translator gateways, but modern computer operating systems implement dual-protocol software for transparent access to both networks either natively or using 'tunneling' such as 6to4, 6in4 or Teredo. In December 2010, despite marking its 12th anniversary as a Standards Track protocol, IPv6 was only in its infancy in terms of general worldwide deployment. A 2008 study[4] by Google Inc. indicated that penetration was still less than one percent of Internet-enabled hosts in any country at that time.

IPv6 (Dalam artian berbahas inggris)

Microsoft supports industry-standard technologies including the new standard protocol for the Internet, Internet Protocol version 6 (also known as IPv6), which is the next step beyond IPv4, the current standard protocol for the Internet. These protocols provide IP addresses, the "phone numbers" for the Internet that are responsible for identifying computers and devices so they can communicate.
IPv4 provides around 4 billion IP addresses. IPv4 addresses are increasingly scarce as more and more devices connect to the Internet. IPv6 expands the address space on the Internet from 32 bits to 128 bits. This enables essentially an unlimited number of IP addresses and subsequently, an unlimited number of devices that can be directly connected to the global Internet. IPv6 is also designed to solve many of the problems of IPv4, including mobility, autoconfiguration, and overall extensibility.
Microsoft and other major technology companies have been working behind the scenes for years to deliver a smooth transition from IPv4 to IPv6, in effect an upgrade of the entire Internet, and we continue to lead in the development of this new standard. Microsoft has been developing IPv6 for many years, with IPv6 support built into Microsoft Windows, including Windows 7 and Windows Server 2008 R2. Microsoft is committed to expanding the worldwide capabilities of the Internet through IPv6 and enabling a variety of valuable and exciting scenarios, including peer-to-peer and mobile applications.

IPv6
Microsoft mendukung standar industri teknologi termasuk protokol standar baru untuk Internet, Internet Protocol versi 6 (juga dikenal sebagai IPv6), yang merupakan langkah berikutnya di luar IPv4, protokol standar saat ini untuk Internet. Protokol ini menyediakan alamat IP, "nomor telepon" untuk Internet yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi komputer dan perangkat sehingga mereka dapat berkomunikasi.
IPv4 menyediakan sekitar 4 miliar alamat IP. Alamat IPv4 semakin langka sebagai perangkat semakin banyak terhubung ke Internet. IPv6 memperluas ruang alamat di Internet dari 32 bit menjadi 128 bit. Hal ini memungkinkan dasarnya terbatas jumlah alamat IP dan kemudian, jumlah yang tidak terbatas perangkat yang dapat terhubung langsung ke Internet global. IPv6 juga dirancang untuk memecahkan banyak masalah IPv4, termasuk mobilitas, konfigurasi otomatis, dan diperpanjang secara keseluruhan.
Microsoft dan perusahaan lain teknologi besar telah bekerja di belakang layar selama bertahun-tahun untuk memberikan kelancaran transisi dari IPv4 ke IPv6, pada dasarnya upgrade dari seluruh Internet, dan kami terus memimpin dalam pengembangan standar baru ini. Microsoft telah mengembangkan IPv6 untuk bertahun-tahun, dengan dukungan IPv6 dibangun ke dalam Microsoft Windows, termasuk Windows 7 dan Windows Server 2008 R2. Microsoft berkomitmen untuk memperluas kemampuan Internet di seluruh dunia melalui IPv6 dan memungkinkan berbagai skenario yang berharga dan menarik, termasuk layanan peer-to-peer dan aplikasi mobile.


Format Header IPv6


Format header IPv6 seperti tamapak pada gambar. Perlu diketahui bahwa walaupun IPv6 address empat (4) kali lebih panjang dari IPv4 address, header IPv6 hanya dua kali dari panjang header IPv4. Oleh karena itu sangat mengurangi efek dari panjangnya kolom address. Kolom pada header IPv6 adalah: Version: nomor versi IP (4 bit). Kolom ni berisi nilai 6 untuk IPv6, dan nilai 4 untuk IPv4. Lokasi kolom ini sama untuk header IPv6 dan IPv4 sehingga memudahkan sebuah node untuk membedakan apakah ini paket IPv4 atau IPv6. Priority: memungkinkan sebuah sumber untuk mengidentifikasi prioritas pengiriman paket (4 bit). Flow Label: digunakan oleh source untuk mengidentifikasi paket-paket dengan label tertentu ini membutuhkan teknik penanganan yang tertentu, seperti servis real-time antara sepasang host (24 bit). Payload Length: Panjang payload, bagian dari paket sesudah header, dalam oktet (16 bit). Nilai maksimum dari kolom ini adalah 65,535; jika kolom ini berisi nol mempunyai arti bahwa paket berisi payload yang lebih besar dari 64Kbyte dan panjang payload yang sebenarnya ada di Jumbo Payload hop-by-hop option. Next Header: mengidentifikasi tipe header selanjutnya yang melekat pada header IPv6; menggunakan nilai yang sama dengan nilai pada IPv4 jika dimungkinkan (8 bit). Kolom Next Header dapat mengindikasikan option header, protokol pada lapisan yang lebih tinggi, atau tidak ada protokol di atas IP. Beberapa contoh nilai-nya tampak pada tabel. Hop Limit: menspesifikasikan jumlah hop maksimum yang dapat dilalui sebelum paket di buang (8 bit). Nilai ini di set oleh source dan akan dikurangi 1 setiap kali melewati sebuah node. Paket akan dibuang jika nilai Hop Limit mencapai nilai nol. Hop Limit sama dengan Time To Live (TTL) di IPv4. Source Address: IPv6 address dari pengirim / asal paket (128 bits). Destination Address: IPv6 address dari penerima paket (128 bits).
Contoh nilai dari Kolom Next Header
Nilai Isi dari Next Header 1 Internet Control Message Protocol (ICMP) 6 Transmission Control Protocol (TCP) 17 User Datagram Protocol (UDP) 43 Routing header 44 Fragment header 58 Internet Control Message Protocol version 6 (ICMPv6) 59 Tidak ada; ini adalah header yang terakhir 60 Destination Options header 89 Open Shortest Path First (OSPF) IPv6 Address IPv6 mendefinisikan tiga (3) tipe address / alamat, yaitu: Unicast address yang menunjukan sebuah host. Anycast address yang di berikan pada lebih dari satu interface, biasanya terdapat pada anode IPv6 yang berbeda, seperti sekumpulan router yang dimiliki oleh ISP. Paket yang dikiriim ke anycast address akan di teruskan ke salah satu router yang teridentifikasi oleh address tersebut, dan yang paling dekat menurut protokol routing. Multicast address menunjukan sekumpulan host, sebuah paket yang dikirim ke multicast address aka dikirimkan ke semua host pada group ini. Perlu dicatat bahwa pada IPv6 tidak ada broadcast address seperti yang kita gunakan di IPv4, karena fungsi ini telah dilakukan oleh multicast address. IPv4 addess di tulis menggunakan notasi dotted decimal, dimana nilai desimal dari empat byte address di pisahkan dengan dot. Cara yang disukai, atau biasa digunakan, untuk menuliskan IPv6 adalah nilai hexadesimal dari delapan blok 16-bit yang dipisahkan menggunakan titik dua / colon (:), seperti FF04:19:5:ABD4:187:2C:754:2B1. Perhatikan bahwa nilai nol di muka tidak perlu ditulis, dan setiap kolom harus memiliki suatu nilai. IPv6 address biasanya akan memiliki nilai nol yang banyak karena cara pengalokasian-nya. Teknik menulis cepat address dengan banyak nol, menggunakan titik dua doubel (::) untuk menunjukan banyak blok 16-bit yang nol. Contoh, FF01:0:0:0:0:0:0:5A dapat ditulis sebagai FF01::5A. Agar tidak bingung, "::" hanya dapat muncul satu kali di sebuah address. Sebagai alternatif, format hybrid address di definisikan untuk memudahkan merepresentasikan IPv4 address dalam lingkungan IPv6. Disini, 96 bit address yang pertama (6 group dari 16) di representasikan dalam format IPv6 yang biasa, sedang sisa 32 bit address di representasikan dalam IPv4 dotted decimal; sebagai contoh, 0:0:0:0:0:0:199.182.20.17 (atau ::199.182.20.17). Alokasi Prefix IPv6 Address Dari RFC 1884
Alokasi Prefix (Binary) Bagian Dari Address Reserved 0000 0000 /256 Unassigned 0000 0001 /256 Reserved Untuk Alokasi NSAP 0000 001 /128 Reserved Untuk Alokasi IPX 0000 010 /128 Unassigned 0000 011 /128 Unassigned 0000 1 1/32 Unassigned 0001 1/16 Unassigned 001 1/8 Provider-Based Unicast Address 010 1/8 Unassigned 011 1/8 Reserved Untuk Geographic-Based Unicast Address 100 1/8 Unassigned 101 1/8 Unassigned 110 1/8 Unassigned 1110 1/16 Unassigned 1111 0 1/32 Unassigned 1111 10 1/64 Unassigned 1111 110 1.128 Unassigned 1111 1110 0 1/512 Penggunaan Link Lokal 1111 1110 10 1/1024 Penggunaan Site Lokal 1111 1110 11 1/1024 Multicast Address 1111 1111 1/256
Salah satu goal dari format address IPv6 adalah untuk memenuhi berbagai tipe address. Awal address mengandung tiga (3) sampai sepuluh (10) bit prefix mendefinisikan tipe address secara umum. Bit selanjutnya berisi host address sebenarnya, dalam format yang spesifik mengindikasikan tipe address Detail teknik pengalokasian IPv6 dapat di baca di RFC 1884.

Contoh, IPv6 address untuk Provider-Based Unicast Address yang dialokasikan oleh sebuah Internet service provider (ISP) kepada pelanggannya. Tipe address ini mengandung bebarapa sub-kolom, termasuk: Format Prefix: Mengindikasikan tipe address sebagai Provider-Based Unicast. Selalu 3 bit, dengan kode "010." Registry Identifier: Menunjukan dari Internet address registry mana ISP memperoleh IP address. Nilai n hanya 5-bit menunjukan IANA Internet Assigned Number Authority atau salah satu dari tiga Regional Registry, yaitu Internet Network Information Center (InterNIC), Rèseaux IP Europèens Network Coordination Center (RIPE NCC), atau Asia-Pacific Network Information Center (APNIC). Di kemudian hari, registry nasional akan di akomodasi juga. Provider Identifier: Menunjukan ISP; kolom ini menunjukan blok address yang di alokasikan oleh authoritas address registry. Subscriber Identifier: Menunjukan pelanggan ISP; Kolom ini menunjukan alokasi address ke pelanggan oleh ISP. ProviderID dan SubscriberID mempunyai total panjang 56 bit. Intra-Subscriber: Berisi bagian alokasi address yang di atur oleh pelanggan. Mempunyai panjang 64-bit, di sarankan untuk berisi subnetwork 16-bit dan identifikasi interface 48-bit (seperti IEEE MAC address). Salah satu hal yang penting dalam tipe address adalah penujukan IPv4 addrress. Dengan lebih dari enam belas juta host di Internet menggunakan address 32 bit, Internet publik harus terus mengakomodasi IPv4 address walaupun secara perlahan migrasi ke IPv6 dan pengalamatan IPv6. IPv4 address akan di bawah dalam 128-bit IPv6 address yang berawal dengan 80 nol (0:0:0:0:0). 16-bit blok selanjutnya berisi compatibility bit, yang menunjukan cara host / router menangani IPv4 dan IPv6 address. Jika device dapat menangani IPv4 atau IPv6 address, compatibility bit akan di set semua menjadi nol (0) dan ini di kenal sebagai IPv4-compatible IPv6 address. Pada sebuah sebuah node yang hanya dapat berbicara IPv4 saja, compatibility bit akan di set ke satu semua (0xFFFF) dan ini di kenal sebagai IPv4-mapped IPv6 address. Sedangkan, 32 bit terakhir berisi 32-bit IPv4 address dalam bentuk dotted decimal. IPv6 multicast address memberikan identifikasi untuk sekelompok node. Sebuah node dapat menjadi anggota dari banyak group multicast. Multicast address tidak dapat digunakan sebagai source address di paket IPv6 atau muncul di routing header.
Semua multicast address selalu di awali dengan delapan (8) bit satu (0xFF). Empat (4) bit selanjutnya adalah flag bit (flgs), Tiga bit pertama di set menjadi nol dan bit ke empat (T-bit) menunjukan alokasi permanen (“well-known”) multicast address (T=0) atau alokasi tidak permanen (“transient”) multicast addess (T=1). Empat (4) bit selanjutnya menunjukan scope dari address (scop), atau bagian dari jaringan yang relevan dengan multicast address, option yang ada termasuk node lokal (0x1), link lokal (0x2), site lokal (0x5), organisasi-lokal (0x8), atau global (0xE). Sisa 112 bit adalah Group Identifier, yang menunjukan multicast group, apakah permanen atau transien, dalam sope yang diberikan. Interpretasi dari alokasi multicast address permanen tidak tergantung pada nilai scope. Contoh, jika “Internet video server group" memperoleh alokasi multicast address permanen dengan group identifier 0x77, maka: FF01:0:0:0:0:0:0:77 menunjukan semua video server pada node yang sama seperti sender. FF02:0:0:0:0:0:0:77 menunjukan semua video server pada link yang sama seperti sender. FF05:0:0:0:0:0:0:77 menunjukan semua video server pada site yang sama seperti sender. FF0E:0:0:0:0:0:0:77 menunjukan semua video server di Internet. Ada beberapa multicast address yang telah di definisikan, termasuk: Reserved Multicast Address telah di reserved dan tidak akan pernah di alokasikan ke multicast group manapun. Addesss tersebut mempunyai FF0x:0:0:0:0:0:0:0, dimana x adalah digit hexadesimal apapun. All Nodes Address menunjukan group dari semua IPv6 node dalam scope yang diberikan. Address ini dalam bentuk FF0t:0:0:0:0:0:0:1, dimana t =1 (node-lokal) atau 2 (link-lokal). All Routers Address menunjukan group dari semua IPv6 router dalam scope yang diberikan. Address ini dalam bentuk FF0t:0:0:0:0:0:0:2, dimana t =1 (node-lokal) atau 2 (link-lokal). DHCP Server/Relay-Agent address menunjukan group dari semua IPv6 Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) Server dan Relay Agent dengan scope link-lokal; address tersebut adalah FF02:0:0:0:0:0:0:C.
IPv6 Extension Header Dan Option Dalam IPv6, informasi optional lapisan IP dikodekan dalam extension header yang terpisah dan di letakan antara header IPv6 basic (dasar) dan header protokol lapisan yang lebih tinggi. Sebuah paket IPv6 dapat membawa nol, satu atau banyak extension header, semua di tunjukan oleh kolom Next Header dari header sebelumnya dan masing-masing berisi kelipatan genap dari 64 bit. Implementasi IPv6 yang benar akan mendukung extension header dan option-nya sebagai berikut: Hop-by-Hop Options header digunakan untuk mebawa informasi yang harus di periksa oleh semua node sepanjang jalan-nya paket. Ada tiga (3) option termasuk dalam kategori ini. Option Pad1 digunakan untuk memasukan satu oktet padding ke daerah Option agar header menjadi 64-bit. Option PadN digunakan untuk memasukan dua atau lebih oktet padding. Option Jumbo Payload digunakan untuk menunjuak bahwa panjang payload lebih dari 65,535 oktet. Option ini digunakan jika kolom Payload Length di set menjadi nol. Routing header digunakan oleh IPv6 source untuk memberikan daftar satu atau lebih node antara yang harus di lalio sebagai bagian dari jalur paket menuju tujuan. Fungsi ini kira-kira sama dengan option IPv4 Loose & Strict Source Route. Header ini berisi daftar alamat dan indikasi setiap alatnya apakah strict atau loose. Jika alamat bertanda strict, maka berarti bahwa node tersebut harus sebuah neighbor dari node sebelumnya. Jika alamat bertanda loose, maka node tersebut tidak harus neighbor dari node sebelumnya. Fragment header digunakan oleh IPv6 source untuk mengirimkan paket yang lebih besar dari Maximum Transmission Unit (MTU) pada jalur ke tujuan. Header ini berisi packet identifier, fragment offset, dan final fragment indicator. Berbeda dengan IPv4 yang membawa informasi fragmentasi di setiap header paket, IPv6 hanya membawa informasi fragmentation/reassembly pada paket yang di potong (fragmented). Berbeda dengan IPv4, proses fragmentasi di IPv6 dilakukan hanya oleh source dan tidak oleh router sepanjang jalur yang di lalui. Semua host dan router IPv6 harus mendukung MTU 576 oktet. Hal ini di rekomendasikan dalam prosedur path MTU discovery (sesuai RFC 1981) untuk dilakukan dalam rangka menemukan, dan memaksimalkan jalur yang mempunyai MTU yang besar. Destination Options header digunakan untuk membawa informasi optional yang harus di periksa oleh node tujuan. Pada saat ini, destination option yang di definisikan baru Pad1 dan PadN. IP Authentication Header (AH) dan IP Encapsulating Security Payload (ESP) adalah mekanisme security IPv6.

Contoh IPv6 Extension Header. TCP segmen di enkapsulasi dalam IP tanpa option tambahan (atas). TCP segmen sesudah Routing header (tengah); dan potongan TCP segmen sesudah Fragmen header sesudah Routing header (bawah) (di ambil dari RFC 1883). Dengan pengecualian Hop-by-Hop Option, extension header biasanya hanya di periksa atau di proses oleh node tujuan. Isi dari setiap extension header menentukan apakah harus melanjutkan ke header selanjutnya atau tidak. Oleh karenanya, extension header harus di proses agar header tersebut muncul di paket.
8.0 IPng Routing Routing in IPng is almost identical to IPv4 routing under CIDR except that the addresses are 128- bit IPng addresses instead of 32-bit IPv4 addresses. With very straightforward extensions, all of IPv4's routing algorithms (OSPF, RIP, IDRP, ISIS, etc.) can used to route IPng. IPng also includes simple routing extensions which support powerful new routing functionality. These capabilities include:

Provider Selection (based on policy, performance, cost, etc.) Host Mobility (route to current location) Auto-Readdressing (route to new address) The new routing functionality is obtained by creating sequences of IPng addresses using the IPng Routing option. The routing option is used by a IPng source to list one or more intermediate nodes (or topological group) to be "visited" on the way to a packet's destination. This function is very similar in function to IPv4's Loose Source and Record Route option.
In order to make address sequences a general function, IPng hosts are required in most cases to reverse routes in a packet it receives (if the packet was successfully authenticated using the IPng Authentication Header) containing address sequences in order to return the packet to its originator. This approach is taken to make IPng host implementations from the start support the handling and reversal of source routes. This is the key for allowing them to work with hosts which implement the new features such as provider selection or extended addresses.
Three examples show how the address sequences can be used. In these examples, address sequences are shown by a list of individual addresses separated by commas. For example:

SRC, I1, I2, I3, DST Where the first address is the source address, the last address is the destination address, and the middle addresses are intermediate addresses.
For these examples assume that two hosts, H1 and H2 wish to communicate. Assume that H1 and H2's sites are both connected to providers P1 and P2. A third wireless provider, PR, is connected to both providers P1 and P2.


Saatnya IPv6

Perkembangan dunia komputer terus meningkat dan sebanding dengan peningkatan komunikasi antar komputer. Baik komunikasi secara offline atau secara online. Komputer yang terhubung dengan layanan internet dapat mengakses data di seluruh dunia dengan menggunakan IP Address yang dimiliki. Pengaturan IP address dan jaringan TCP/IP saat ini masih menggunakan versi IPv4.
IPv4 merupakan IP yang dikembangkan pada awal tahun 70-an untuk memfasilitasi komunikasi dan sharing informasi antar peneliti pemerintah dan pihak akademik di Amerika.  Pada saat itu, kebutuhan IP hanya diperlukan untuk menghubungkan beberapa device yang terbatas sehingga tidak membutuhkan seperti keamanan. Sampai saat ini IPv4 masih digunakan dalam jaringan computer. Namun penggunaan IPv4 sebagai protokol yang mengatur IP memiliki beberapa kelemahan seperti Packet Snifing, IP Spoofing, dan pembajakan koneksi. IPv4 di design untuk bekerja pada jaringan yang bersahabat namun pada saat ini sudah tidak ada lagi.

IPv4 masih bertahan lebih dari 30 tahun dan telah menjadi saksi berkembangnya dunia Internet. “Sehebat apapun suatu teknologi pasti akan ada sebuah teknologi yang lebih canggih dikemudian hari. “ Kebutuhan masyarakat akan jaringan komputer terutama internet semakin meningkat. Jika dulu masyarakat memanfaatkan internet hanya untuk berkirim email atau mencari informasi saat ini masyarakat sudah menjadikan internet sebagai penghasilan mereka, kehidupan dan salah aktivitas mereka. Dengan banyaknya komputer ataupun device yang ingin terkoneksi dengan jaringan membuat alokasi IP versi IPv4 sudah dianggap tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Pelan namun pasti, alokasi ruang alamat IPv4 semakin habis sehingga diperlukan suatu protocol baru yang dapat memunuhi kebutuhan masyarakat. The Next generation and The New Technology is IPv6 protocol.
Mengapa harus ke IPv6?
IPv6 merupakan protokol yang memiliki beberapa fitur yang mampu mengatasi perkembangan aplikasi di masa depan dan dapat mengatasi kelemahan pada IPv4 (Generasi sebelumnya) karena IPv6 dirancang untuk mengatasi kelemahan dari IPv4.  IPv6 memiliki pengalamatan 128 bit atau 2 128 Sehingga dapat mengatasi alokasi pengalamatan karena memiliki kapabilitas pengalamatan yang semakin besar. Selain itu IPv6 memiliki keamanan yang baik karena keamanan IPv6 berada pada layer network  sehingga mencakup semua level aplikasi dan semualevel yang lebih rendah daripadanya. Pada IPv6 menggunakan Algoritma DES, yang merupakan algoritma yang sukar untuk dipecahkan.
Berikut adalah format dari header IPv6:
Berikut Penjelasannya
  1. Version            :  field 4 bit yang menunjukkan versi Internet Protokol, yaitu 6.
  2. Traffic Class    : digunakan untuk menyebutkan 16 buah nilai yang berbeda. Nilai-nilai ini akan berguna jika pengiriman data akan mengirimkan datanya secara terpisah dan berdasarkan skala prioritas. Traffic Class memakai 4 bit di dalam header IPv6.
  3. Flow Label       : Flow Label memakai 24 bit yang digunakan oleh pengirim data untuk menandai sebuah set dari paket yang dikirm pada aliran yang bersamaan. Biasanya satu pengirim dapat mengirimkan aplikasi yang berbeda untuk satu penerima. Dengn menggunakan Flow Label aplikasi yang berbeda tersebut tidak tercampur.
  4. Payload Length           :  Payload Length memakai 16 bit untuk menuliskan panjang dari data yang dikirim. Penulisan pada Payload Length menggunakan bilangan okta sehingga mampu menampung 14 Kbyte.
  5. Next Header    :  Field 8 bit yang mengidentifikasikan tipe data Header mengikuti dari IPv6 header dan mengalokasikan ke bagian depan dari payload
  6. Hop Limit        : field berisi 8 bit unsigned integer. Nilai dari Hop Limit akan berkurang setiap melewati router. Jika nilai Hop Limit adalah 0 maka akan dihilangkan. Cari ini digunakan untuk mencegah Looping yang terjadi pada waktu pengiriman data.
  7. Source Address           : Source Address memiliki 128 bit, menunjukkan alamat pengirim paket.
  8. Destination Address : field 128 bit, menunjukkan alamat penerima paket.


OSI LAYER 7

Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).
Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.
Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
  • Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol TCP/IP yang populer digunakan.
  • Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
  • Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.
Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol OSI Reference Model dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun 1980-an, dengan mengimplementasikan beberapa standar yang disebut dengan Government Open Systems Interconnection Profile (GOSIP). Meski demikian. usaha ini akhirnya ditinggalkan pada tahun 1995, dan implementasi jaringan yang menggunakan OSI Reference model jarang dijumpai di luar Eropa.
OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke OSI Reference Model. OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan berinteraksi.
Struktur tujuh lapis model OSI, bersamaan dengan protocol data unit pada setiap lapisan
OSI Reference Model memiliki tujuh lapis, yakni sebagai berikut
Lapisan ke- Nama lapisan Keterangan
7 Application layer Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
6 Presentation layer Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
5 Session layer Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
4 Transport layer Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
3 Network layer Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
2 Data-link layer Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
1 Physical layer Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.