Internet Protocol version 6 (IPv6)
Internet Protocol version 6 (
IPv6) is a version of the
Internet Protocol (IP) that is designed to succeed
Internet Protocol version 4 (IPv4). The Internet operates by transferring data in small
packets that are independently
routed across networks as specified by an international
communications protocol known as the Internet Protocol. Each data packet contains two numeric addresses that are the packet's origin and destination devices. Since 1981, IPv4 has been the publicly used version of the Internet Protocol, and it is currently the foundation for most
Internet communications. The growth of the Internet has mandated a need for more addresses than are possible with IPv4. IPv6 allows for vastly more addresses.
IPv6 was developed by the
Internet Engineering Task Force (IETF) to deal with the long-anticipated
IPv4 address exhaustion, and is described in
Internet standard document
RFC 2460, published in December 1998.
[1] Like IPv4, IPv6 is an
Internet Layer protocol for
packet-switched internetworking and provides end-to-end
datagram transmission across multiple IP networks. While IPv4 allows 32 bits for an
Internet Protocol address, and can therefore support 2
32 (4,294,967,296) addresses, IPv6 uses 128-bit addresses, so the new address space supports 2
128 (approximately 340
undecillion or
3.4×1038) addresses. This expansion allows for many more devices and users on the internet as well as extra flexibility in allocating addresses and efficiency for routing traffic. It also eliminates the primary need for
network address translation (NAT), which gained widespread deployment as an effort to alleviate IPv4 address exhaustion.
IPv6 implements additional features not present in IPv4. It simplifies aspects of address assignment (
stateless address autoconfiguration), network renumbering and router announcements when changing Internet connectivity providers. The IPv6
subnet size has been standardized by fixing the size of the host identifier portion of an address to 64 bits to facilitate an automatic mechanism for forming the host identifier from
link layer media addressing information (
MAC address).
Network security is also integrated into the design of the IPv6 architecture, and the IPv6 specification mandates support for
IPsec as a fundamental interoperability requirement.
The last top level (
/8) block of free IPv4 addresses was assigned in February 2011 by
IANA to the 5
RIRs, although many free addresses still remain in most assigned blocks and each RIR will continue with standard policy until it is at its last /8. After that, only 1024 addresses (a /22) are made available from the RIR for each
LIR – Currently, only APNIC has already reached this stage.
[2] While IPv6 is supported on all major operating systems in use in commercial, business, and home consumer environments,
[3] IPv6 does not implement interoperability features with IPv4, and creates essentially a parallel, independent network. Exchanging traffic between the two networks requires special translator gateways, but modern computer operating systems implement dual-protocol software for transparent access to both networks either natively or using '
tunneling' such as
6to4,
6in4 or
Teredo. In December 2010, despite marking its 12th anniversary as a Standards Track protocol, IPv6 was only in its infancy in terms of general worldwide
deployment. A 2008 study
[4] by
Google Inc. indicated that penetration was still less than one percent of Internet-enabled hosts in any country at that time.
IPv6 (Dalam artian berbahas inggris)
Microsoft supports industry-standard technologies including the new standard protocol for the Internet, Internet Protocol version 6 (also known as IPv6), which is the next step beyond IPv4, the current standard protocol for the Internet. These protocols provide IP addresses, the "phone numbers" for the Internet that are responsible for identifying computers and devices so they can communicate.
IPv4 provides around 4 billion IP addresses. IPv4 addresses are increasingly scarce as more and more devices connect to the Internet. IPv6 expands the address space on the Internet from 32 bits to 128 bits. This enables essentially an unlimited number of IP addresses and subsequently, an unlimited number of devices that can be directly connected to the global Internet. IPv6 is also designed to solve many of the problems of IPv4, including mobility, autoconfiguration, and overall extensibility.
Microsoft and other major technology companies have been working behind the scenes for years to deliver a smooth transition from IPv4 to IPv6, in effect an upgrade of the entire Internet, and we continue to lead in the development of this new standard. Microsoft has been developing IPv6 for many years, with IPv6 support built into Microsoft Windows, including Windows 7 and Windows Server 2008 R2. Microsoft is committed to expanding the worldwide capabilities of the Internet through IPv6 and enabling a variety of valuable and exciting scenarios, including peer-to-peer and mobile applications.
IPv6
Microsoft mendukung standar industri teknologi termasuk protokol standar baru untuk Internet, Internet Protocol versi 6 (juga dikenal sebagai IPv6), yang merupakan langkah berikutnya di luar IPv4, protokol standar saat ini untuk Internet. Protokol ini menyediakan alamat IP, "nomor telepon" untuk Internet yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi komputer dan perangkat sehingga mereka dapat berkomunikasi.
IPv4 menyediakan sekitar 4 miliar alamat IP. Alamat IPv4 semakin langka sebagai perangkat semakin banyak terhubung ke Internet. IPv6 memperluas ruang alamat di Internet dari 32 bit menjadi 128 bit. Hal ini memungkinkan dasarnya terbatas jumlah alamat IP dan kemudian, jumlah yang tidak terbatas perangkat yang dapat terhubung langsung ke Internet global. IPv6 juga dirancang untuk memecahkan banyak masalah IPv4, termasuk mobilitas, konfigurasi otomatis, dan diperpanjang secara keseluruhan.
Microsoft dan perusahaan lain teknologi besar telah bekerja di belakang layar selama bertahun-tahun untuk memberikan kelancaran transisi dari IPv4 ke IPv6, pada dasarnya upgrade dari seluruh Internet, dan kami terus memimpin dalam pengembangan standar baru ini. Microsoft telah mengembangkan IPv6 untuk bertahun-tahun, dengan dukungan IPv6 dibangun ke dalam Microsoft Windows, termasuk Windows 7 dan Windows Server 2008 R2. Microsoft berkomitmen untuk memperluas kemampuan Internet di seluruh dunia melalui IPv6 dan memungkinkan berbagai skenario yang berharga dan menarik, termasuk layanan peer-to-peer dan aplikasi mobile.
Format Header IPv6
Format header IPv6 seperti tamapak pada gambar. Perlu diketahui bahwa walaupun IPv6 address empat (4) kali lebih panjang dari IPv4 address, header IPv6 hanya dua kali dari panjang header IPv4. Oleh karena itu sangat mengurangi efek dari panjangnya kolom address. Kolom pada header IPv6 adalah: Version: nomor versi IP (4 bit). Kolom ni berisi nilai 6 untuk IPv6, dan nilai 4 untuk IPv4. Lokasi kolom ini sama untuk header IPv6 dan IPv4 sehingga memudahkan sebuah node untuk membedakan apakah ini paket IPv4 atau IPv6. Priority: memungkinkan sebuah sumber untuk mengidentifikasi prioritas pengiriman paket (4 bit). Flow Label: digunakan oleh source untuk mengidentifikasi paket-paket dengan label tertentu ini membutuhkan teknik penanganan yang tertentu, seperti servis real-time antara sepasang host (24 bit). Payload Length: Panjang payload, bagian dari paket sesudah header, dalam oktet (16 bit). Nilai maksimum dari kolom ini adalah 65,535; jika kolom ini berisi nol mempunyai arti bahwa paket berisi payload yang lebih besar dari 64Kbyte dan panjang payload yang sebenarnya ada di Jumbo Payload hop-by-hop option. Next Header: mengidentifikasi tipe header selanjutnya yang melekat pada header IPv6; menggunakan nilai yang sama dengan nilai pada IPv4 jika dimungkinkan (8 bit). Kolom Next Header dapat mengindikasikan option header, protokol pada lapisan yang lebih tinggi, atau tidak ada protokol di atas IP. Beberapa contoh nilai-nya tampak pada tabel. Hop Limit: menspesifikasikan jumlah hop maksimum yang dapat dilalui sebelum paket di buang (8 bit). Nilai ini di set oleh source dan akan dikurangi 1 setiap kali melewati sebuah node. Paket akan dibuang jika nilai Hop Limit mencapai nilai nol. Hop Limit sama dengan Time To Live (TTL) di IPv4. Source Address: IPv6 address dari pengirim / asal paket (128 bits). Destination Address: IPv6 address dari penerima paket (128 bits).
Contoh nilai dari Kolom Next Header
Nilai Isi dari Next Header 1 Internet Control Message Protocol (ICMP) 6 Transmission Control Protocol (TCP) 17 User Datagram Protocol (UDP) 43 Routing header 44 Fragment header 58 Internet Control Message Protocol version 6 (ICMPv6) 59 Tidak ada; ini adalah header yang terakhir 60 Destination Options header 89 Open Shortest Path First (OSPF) IPv6 Address IPv6 mendefinisikan tiga (3) tipe address / alamat, yaitu: Unicast address yang menunjukan sebuah host. Anycast address yang di berikan pada lebih dari satu interface, biasanya terdapat pada anode IPv6 yang berbeda, seperti sekumpulan router yang dimiliki oleh ISP. Paket yang dikiriim ke anycast address akan di teruskan ke salah satu router yang teridentifikasi oleh address tersebut, dan yang paling dekat menurut protokol routing. Multicast address menunjukan sekumpulan host, sebuah paket yang dikirim ke multicast address aka dikirimkan ke semua host pada group ini. Perlu dicatat bahwa pada IPv6 tidak ada broadcast address seperti yang kita gunakan di IPv4, karena fungsi ini telah dilakukan oleh multicast address. IPv4 addess di tulis menggunakan notasi dotted decimal, dimana nilai desimal dari empat byte address di pisahkan dengan dot. Cara yang disukai, atau biasa digunakan, untuk menuliskan IPv6 adalah nilai hexadesimal dari delapan blok 16-bit yang dipisahkan menggunakan titik dua / colon (:), seperti FF04:19:5:ABD4:187:2C:754:2B1. Perhatikan bahwa nilai nol di muka tidak perlu ditulis, dan setiap kolom harus memiliki suatu nilai. IPv6 address biasanya akan memiliki nilai nol yang banyak karena cara pengalokasian-nya. Teknik menulis cepat address dengan banyak nol, menggunakan titik dua doubel (::) untuk menunjukan banyak blok 16-bit yang nol. Contoh, FF01:0:0:0:0:0:0:5A dapat ditulis sebagai FF01::5A. Agar tidak bingung, "::" hanya dapat muncul satu kali di sebuah address. Sebagai alternatif, format hybrid address di definisikan untuk memudahkan merepresentasikan IPv4 address dalam lingkungan IPv6. Disini, 96 bit address yang pertama (6 group dari 16) di representasikan dalam format IPv6 yang biasa, sedang sisa 32 bit address di representasikan dalam IPv4 dotted decimal; sebagai contoh, 0:0:0:0:0:0:199.182.20.17 (atau ::199.182.20.17). Alokasi Prefix IPv6 Address Dari
RFC 1884
Alokasi Prefix (Binary) Bagian Dari Address Reserved 0000 0000 /256 Unassigned 0000 0001 /256 Reserved Untuk Alokasi NSAP 0000 001 /128 Reserved Untuk Alokasi IPX 0000 010 /128 Unassigned 0000 011 /128 Unassigned 0000 1 1/32 Unassigned 0001 1/16 Unassigned 001 1/8 Provider-Based Unicast Address 010 1/8 Unassigned 011 1/8 Reserved Untuk Geographic-Based Unicast Address 100 1/8 Unassigned 101 1/8 Unassigned 110 1/8 Unassigned 1110 1/16 Unassigned 1111 0 1/32 Unassigned 1111 10 1/64 Unassigned 1111 110 1.128 Unassigned 1111 1110 0 1/512 Penggunaan Link Lokal 1111 1110 10 1/1024 Penggunaan Site Lokal 1111 1110 11 1/1024 Multicast Address 1111 1111 1/256
Salah satu goal dari format address IPv6 adalah untuk memenuhi berbagai tipe address. Awal address mengandung tiga (3) sampai sepuluh (10) bit prefix mendefinisikan tipe address secara umum. Bit selanjutnya berisi host address sebenarnya, dalam format yang spesifik mengindikasikan tipe address Detail teknik pengalokasian IPv6 dapat di baca di
RFC 1884.
Contoh, IPv6 address untuk Provider-Based Unicast Address yang dialokasikan oleh sebuah Internet service provider (ISP) kepada pelanggannya. Tipe address ini mengandung bebarapa sub-kolom, termasuk: Format Prefix: Mengindikasikan tipe address sebagai Provider-Based Unicast. Selalu 3 bit, dengan kode "010." Registry Identifier: Menunjukan dari Internet address registry mana ISP memperoleh IP address. Nilai n hanya 5-bit menunjukan IANA Internet Assigned Number Authority atau salah satu dari tiga Regional Registry, yaitu Internet Network Information Center (InterNIC), Rèseaux IP Europèens Network Coordination Center (RIPE NCC), atau Asia-Pacific Network Information Center (APNIC). Di kemudian hari, registry nasional akan di akomodasi juga. Provider Identifier: Menunjukan ISP; kolom ini menunjukan blok address yang di alokasikan oleh authoritas address registry. Subscriber Identifier: Menunjukan pelanggan ISP; Kolom ini menunjukan alokasi address ke pelanggan oleh ISP. ProviderID dan SubscriberID mempunyai total panjang 56 bit. Intra-Subscriber: Berisi bagian alokasi address yang di atur oleh pelanggan. Mempunyai panjang 64-bit, di sarankan untuk berisi subnetwork 16-bit dan identifikasi interface 48-bit (seperti IEEE MAC address). Salah satu hal yang penting dalam tipe address adalah penujukan IPv4 addrress. Dengan lebih dari enam belas juta host di Internet menggunakan address 32 bit, Internet publik harus terus mengakomodasi IPv4 address walaupun secara perlahan migrasi ke IPv6 dan pengalamatan IPv6. IPv4 address akan di bawah dalam 128-bit IPv6 address yang berawal dengan 80 nol (0:0:0:0:0). 16-bit blok selanjutnya berisi compatibility bit, yang menunjukan cara host / router menangani IPv4 dan IPv6 address. Jika device dapat menangani IPv4 atau IPv6 address, compatibility bit akan di set semua menjadi nol (0) dan ini di kenal sebagai IPv4-compatible IPv6 address. Pada sebuah sebuah node yang hanya dapat berbicara IPv4 saja, compatibility bit akan di set ke satu semua (0xFFFF) dan ini di kenal sebagai IPv4-mapped IPv6 address. Sedangkan, 32 bit terakhir berisi 32-bit IPv4 address dalam bentuk dotted decimal. IPv6 multicast address memberikan identifikasi untuk sekelompok node. Sebuah node dapat menjadi anggota dari banyak group multicast. Multicast address tidak dapat digunakan sebagai source address di paket IPv6 atau muncul di routing header.
Semua multicast address selalu di awali dengan delapan (8) bit satu (0xFF). Empat (4) bit selanjutnya adalah flag bit (flgs), Tiga bit pertama di set menjadi nol dan bit ke empat (T-bit) menunjukan alokasi permanen (“well-known”) multicast address (T=0) atau alokasi tidak permanen (“transient”) multicast addess (T=1). Empat (4) bit selanjutnya menunjukan scope dari address (scop), atau bagian dari jaringan yang relevan dengan multicast address, option yang ada termasuk node lokal (0x1), link lokal (0x2), site lokal (0x5), organisasi-lokal (0x8), atau global (0xE). Sisa 112 bit adalah Group Identifier, yang menunjukan multicast group, apakah permanen atau transien, dalam sope yang diberikan. Interpretasi dari alokasi multicast address permanen tidak tergantung pada nilai scope. Contoh, jika “Internet video server group" memperoleh alokasi multicast address permanen dengan group identifier 0x77, maka: FF01:0:0:0:0:0:0:77 menunjukan semua video server pada node yang sama seperti sender. FF02:0:0:0:0:0:0:77 menunjukan semua video server pada link yang sama seperti sender. FF05:0:0:0:0:0:0:77 menunjukan semua video server pada site yang sama seperti sender. FF0E:0:0:0:0:0:0:77 menunjukan semua video server di Internet. Ada beberapa multicast address yang telah di definisikan, termasuk: Reserved Multicast Address telah di reserved dan tidak akan pernah di alokasikan ke multicast group manapun. Addesss tersebut mempunyai FF0x:0:0:0:0:0:0:0, dimana x adalah digit hexadesimal apapun. All Nodes Address menunjukan group dari semua IPv6 node dalam scope yang diberikan. Address ini dalam bentuk FF0t:0:0:0:0:0:0:1, dimana t =1 (node-lokal) atau 2 (link-lokal). All Routers Address menunjukan group dari semua IPv6 router dalam scope yang diberikan. Address ini dalam bentuk FF0t:0:0:0:0:0:0:2, dimana t =1 (node-lokal) atau 2 (link-lokal). DHCP Server/Relay-Agent address menunjukan group dari semua IPv6 Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) Server dan Relay Agent dengan scope link-lokal; address tersebut adalah FF02:0:0:0:0:0:0:C.
IPv6 Extension Header Dan Option Dalam IPv6, informasi optional lapisan IP dikodekan dalam extension header yang terpisah dan di letakan antara header IPv6 basic (dasar) dan header protokol lapisan yang lebih tinggi. Sebuah paket IPv6 dapat membawa nol, satu atau banyak extension header, semua di tunjukan oleh kolom Next Header dari header sebelumnya dan masing-masing berisi kelipatan genap dari 64 bit. Implementasi IPv6 yang benar akan mendukung extension header dan option-nya sebagai berikut: Hop-by-Hop Options header digunakan untuk mebawa informasi yang harus di periksa oleh semua node sepanjang jalan-nya paket. Ada tiga (3) option termasuk dalam kategori ini. Option Pad1 digunakan untuk memasukan satu oktet padding ke daerah Option agar header menjadi 64-bit. Option PadN digunakan untuk memasukan dua atau lebih oktet padding. Option Jumbo Payload digunakan untuk menunjuak bahwa panjang payload lebih dari 65,535 oktet. Option ini digunakan jika kolom Payload Length di set menjadi nol. Routing header digunakan oleh IPv6 source untuk memberikan daftar satu atau lebih node antara yang harus di lalio sebagai bagian dari jalur paket menuju tujuan. Fungsi ini kira-kira sama dengan option IPv4 Loose & Strict Source Route. Header ini berisi daftar alamat dan indikasi setiap alatnya apakah strict atau loose. Jika alamat bertanda strict, maka berarti bahwa node tersebut harus sebuah neighbor dari node sebelumnya. Jika alamat bertanda loose, maka node tersebut tidak harus neighbor dari node sebelumnya. Fragment header digunakan oleh IPv6 source untuk mengirimkan paket yang lebih besar dari Maximum Transmission Unit (MTU) pada jalur ke tujuan. Header ini berisi packet identifier, fragment offset, dan final fragment indicator. Berbeda dengan IPv4 yang membawa informasi fragmentasi di setiap header paket, IPv6 hanya membawa informasi fragmentation/reassembly pada paket yang di potong (fragmented). Berbeda dengan IPv4, proses fragmentasi di IPv6 dilakukan hanya oleh source dan tidak oleh router sepanjang jalur yang di lalui. Semua host dan router IPv6 harus mendukung MTU 576 oktet. Hal ini di rekomendasikan dalam prosedur path MTU discovery (sesuai
RFC 1981) untuk dilakukan dalam rangka menemukan, dan memaksimalkan jalur yang mempunyai MTU yang besar. Destination Options header digunakan untuk membawa informasi optional yang harus di periksa oleh node tujuan. Pada saat ini, destination option yang di definisikan baru Pad1 dan PadN. IP Authentication Header (AH) dan IP Encapsulating Security Payload (ESP) adalah mekanisme security IPv6.
Contoh IPv6 Extension Header. TCP segmen di enkapsulasi dalam IP tanpa option tambahan (atas). TCP segmen sesudah Routing header (tengah); dan potongan TCP segmen sesudah Fragmen header sesudah Routing header (bawah) (di ambil dari
RFC 1883). Dengan pengecualian Hop-by-Hop Option, extension header biasanya hanya di periksa atau di proses oleh node tujuan. Isi dari setiap extension header menentukan apakah harus melanjutkan ke header selanjutnya atau tidak. Oleh karenanya, extension header harus di proses agar header tersebut muncul di paket.
8.0 IPng Routing Routing in IPng is almost identical to IPv4 routing under CIDR except that the addresses are 128- bit IPng addresses instead of 32-bit IPv4 addresses. With very straightforward extensions, all of IPv4's routing algorithms (OSPF, RIP, IDRP, ISIS, etc.) can used to route IPng. IPng also includes simple routing extensions which support powerful new routing functionality. These capabilities include:
Provider Selection (based on policy, performance, cost, etc.) Host Mobility (route to current location) Auto-Readdressing (route to new address) The new routing functionality is obtained by creating sequences of IPng addresses using the IPng Routing option. The routing option is used by a IPng source to list one or more intermediate nodes (or topological group) to be "visited" on the way to a packet's destination. This function is very similar in function to IPv4's Loose Source and Record Route option.
In order to make address sequences a general function, IPng hosts are required in most cases to reverse routes in a packet it receives (if the packet was successfully authenticated using the IPng Authentication Header) containing address sequences in order to return the packet to its originator. This approach is taken to make IPng host implementations from the start support the handling and reversal of source routes. This is the key for allowing them to work with hosts which implement the new features such as provider selection or extended addresses.
Three examples show how the address sequences can be used. In these examples, address sequences are shown by a list of individual addresses separated by commas. For example:
SRC, I1, I2, I3, DST Where the first address is the source address, the last address is the destination address, and the middle addresses are intermediate addresses.
For these examples assume that two hosts, H1 and H2 wish to communicate. Assume that H1 and H2's sites are both connected to providers P1 and P2. A third wireless provider, PR, is connected to both providers P1 and P2.
Perkembangan dunia komputer terus meningkat dan sebanding dengan peningkatan komunikasi antar komputer. Baik komunikasi secara offline atau secara online. Komputer yang terhubung dengan layanan internet dapat mengakses data di seluruh dunia dengan menggunakan IP Address yang dimiliki. Pengaturan IP address dan jaringan TCP/IP saat ini masih menggunakan versi IPv4.
IPv4 merupakan IP yang dikembangkan pada awal tahun 70-an untuk memfasilitasi komunikasi dan sharing informasi antar peneliti pemerintah dan pihak akademik di Amerika. Pada saat itu, kebutuhan IP hanya diperlukan untuk menghubungkan beberapa device yang terbatas sehingga tidak membutuhkan seperti keamanan. Sampai saat ini IPv4 masih digunakan dalam jaringan computer. Namun penggunaan IPv4 sebagai protokol yang mengatur IP memiliki beberapa kelemahan seperti Packet Snifing, IP Spoofing, dan pembajakan koneksi. IPv4 di design untuk bekerja pada jaringan yang bersahabat namun pada saat ini sudah tidak ada lagi.
IPv4 masih bertahan lebih dari 30 tahun dan telah menjadi saksi berkembangnya dunia Internet. “
Sehebat apapun suatu teknologi pasti akan ada sebuah teknologi yang lebih canggih dikemudian hari. “ Kebutuhan masyarakat akan jaringan komputer terutama internet semakin meningkat. Jika dulu masyarakat memanfaatkan internet hanya untuk berkirim email atau mencari informasi saat ini masyarakat sudah menjadikan internet sebagai penghasilan mereka, kehidupan dan salah aktivitas mereka. Dengan banyaknya komputer ataupun device yang ingin terkoneksi dengan jaringan membuat alokasi IP versi IPv4 sudah dianggap tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Pelan namun pasti, alokasi ruang alamat IPv4 semakin habis sehingga diperlukan suatu protocol baru yang dapat memunuhi kebutuhan masyarakat. The Next generation and The New Technology is IPv6 protocol.
Mengapa harus ke IPv6?
IPv6 merupakan protokol yang memiliki beberapa fitur yang mampu mengatasi perkembangan aplikasi di masa depan dan dapat mengatasi kelemahan pada IPv4 (Generasi sebelumnya) karena IPv6 dirancang untuk mengatasi kelemahan dari IPv4. IPv6 memiliki pengalamatan 128 bit atau 2
128 Sehingga dapat mengatasi alokasi pengalamatan karena memiliki kapabilitas pengalamatan yang semakin besar. Selain itu IPv6 memiliki keamanan yang baik karena keamanan IPv6 berada pada layer network sehingga mencakup semua level aplikasi dan semualevel yang lebih rendah daripadanya. Pada IPv6 menggunakan Algoritma DES, yang merupakan algoritma yang sukar untuk dipecahkan.
Berikut adalah format dari header IPv6:
Berikut Penjelasannya
- Version : field 4 bit yang menunjukkan versi Internet Protokol, yaitu 6.
- Traffic Class : digunakan untuk menyebutkan 16 buah nilai yang berbeda. Nilai-nilai ini akan berguna jika pengiriman data akan mengirimkan datanya secara terpisah dan berdasarkan skala prioritas. Traffic Class memakai 4 bit di dalam header IPv6.
- Flow Label : Flow Label memakai 24 bit yang digunakan oleh pengirim data untuk menandai sebuah set dari paket yang dikirm pada aliran yang bersamaan. Biasanya satu pengirim dapat mengirimkan aplikasi yang berbeda untuk satu penerima. Dengn menggunakan Flow Label aplikasi yang berbeda tersebut tidak tercampur.
- Payload Length : Payload Length memakai 16 bit untuk menuliskan panjang dari data yang dikirim. Penulisan pada Payload Length menggunakan bilangan okta sehingga mampu menampung 14 Kbyte.
- Next Header : Field 8 bit yang mengidentifikasikan tipe data Header mengikuti dari IPv6 header dan mengalokasikan ke bagian depan dari payload
- Hop Limit : field berisi 8 bit unsigned integer. Nilai dari Hop Limit akan berkurang setiap melewati router. Jika nilai Hop Limit adalah 0 maka akan dihilangkan. Cari ini digunakan untuk mencegah Looping yang terjadi pada waktu pengiriman data.
- Source Address : Source Address memiliki 128 bit, menunjukkan alamat pengirim paket.
- Destination Address : field 128 bit, menunjukkan alamat penerima paket.